News Update Pati - Durhaka.....Kata ini yang kemungkinan tepat setelah saya baca berita
koranmuria.com milik teman blogger saya Mas Lismanto. Miris memang, sekarang
sudah zaman akhir kali ya? namun perlu diketahui sebab anak ini kemungkinan ada
gamngguan jiwa, berani dan tega melukai bapaknya sendiri. Apapun keadaanya
tentunya tetap itu adalah perbuatan yang tidak baik. Oleh Karena itu wahai
pembaca News Update Pati. Kejadian ini bukan untuk ditiru namun perlu untuk
direnungi dan dihindari. Bagi siapa saja, hati-hati menjadi kunci utama dalam
keselamatan anda.
Kejadian pembacokan ini terjadi pada selasa, 09/2.
Kejadiannya begitu cepat, saat suyitno (55) pulang kerja tiba-tiba diamuk.
Namun ada berita lain bahwa saat itu suyitno habis pulang kerja kemudian
memberi makan hewan peliharaannya, nah disaat seperti itulah anak suyitno (16)
tiba-tiba menyerang. Yang menjadi sasaran bacok adalah punggung atau pundak
suyitno ayahnya sendiri. Akhirnya Suyitno dilarikan ke Puskesmas terdekat.
Semoga lekas sembuh. Untuk ST kemungkinan akan diperiksakan di RSJ semoga adik
ST juga segera sembuh.
Apa penyebab si anak tega melukai ayahnya sendiri? tentunya
kalau difikir secara waras tentunya anak tidak akan mungkin berani membacok
ayahnya sendiri. Ayah adalah orang yang selama ini menjadi tulang punggung
keluarga. Ayah yang telah memberikan kasih sayang. Rela berkorban demi sesuap
nasi untuk menghidupi anak istrinya. Ayah yang menjadi pelindung keluarga.
Tentunya tidak mungkin tega si anak berani menyakiti Ayahnya sendiri. Apakah
ini juga tergolong Malin Kundang? Secara sekilas bahwa malin kundang adalah
sosok yang telah lupa dengan kasih sayang ibunya gara-gara menjaga gengsi terhadap
istrinya. Saudagar kaya tidak mungkin memiliki ibu yang lusuh, tua dan kriput. Padahal
kesuksesan malin kundang juga atas do’a dari ibunya. Ibu adalah keramat yang
ampuh di dunia, yang menyayangi anaknya tanpa ada batasnya. Karena disakiti,
maka sang ibu mengutuknya untuk menjadi batu. Ini adalah simbol bahwa si Malin
kundang hatinya sekeras batu. Cerita ini pernah digubah oleh Teater Robban TajoMTs/MA Roudlotusysyubban dengan Judul Malin Kundang. Pemain murni dari siswa
MTs dan MA Roudlotusysyubban dalam pentas seninya.
Baiklah pembaca berita keren ini. Kami memberikan apresiasi
bagi anda yang menyebarkan sebuah kebaikan. Mengingatkan siapa saja yang sedang
lupa. Membimbing orang yang sedang bingung. Menasehati siapapun yang butuh
kasih dan sayang. Jangan pernah merasa ilmu kita terampas karena digunakan
untuk berbagi.
Terakhir kalinya mohon, didik anak-anak kita sebaik mungkin.
Orang tua adalah contoh yang baik. Apapun perilaku orang tua sering menjadi
kiblat kelakuan anak kita. Namun kaesalahan anak kita tidak sepenuhnya karena
perilaku orang tua. Lingkungan yang juga menjadi alasan utama pembentuk
perilaku seseorang. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap perilaku ABG saat
ini menunjukkan ketidak peduliannya terhadap pembentukan karakter yang lebih
baik. Harapanya adalah semua lini masyarakat berkewajiban untuk saling
mengingatkan, sekalipun mereka bukan anak kita sendiri. Akhlaq telah menjadi
tanggung jawab bersama. Akhlaq menjadi target utama untuk terciptanya
masyarakat yang santun, penuh kasih sayang dan mulia dimata masyarakat dan
mulia dimata Tuhan sang Pencipta.
Penulis blog hasil rangkuman berita dari berbagai media masa dan elektronik dan penelusuran sendiri, semoga bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi dan motivasi kepada anda.
perlu adanya penguatan pendidikan karakter
ReplyDelete